“AKHWAT SEJATI BUKANLAH DILIHAT DARI KECANTIKAN PARAS WAJAHNYA, MELAINKAN DARI KECANTIKAN HATI YANG ADA DI BALIK DADANYA.
“AKHWAT SEJATI BUKAN DILIHAT DARI BENTUK TUBUHNYAYANG MEMPESONA, MELAINKAN DILIHAT DARI SEJAUH MANA IA MENUTUPI BENTUK TUBUHNYA, YANG HANYA AKAN IA PERSEMBAHKAN BAGI SUAMINYA SAJA.
“AKHWAT SEJATI BUKAN DILIHAT DARI BEGITU BANYAK KEBAIKAN YANG IA BERIKAN, MELAINKAN DILIHAT DARI KEIKHLASANNYA MEMBERIKAN KEBAIKAN ITU.
“AKHWAT SEJATI BUKAN DILIHAT DARI SEBERAPA INDAH LANTUNAN SUARANYA, MELAINKAN DARI APA YANG SERING MULUTNYA BICARA.
“AKHWAT SEJATI BUKAN DILIHAT DARI KEAHLIANNYA BERBAHASA, MELAINKAN DARI BAGAIMANA CARANYA IA BERBICARA
“AKHWAT SEJATI BUKAN DILIHAT DARI KEBERANIANNYA BERPAKAIAN, MELAINKAN DILIHAT DARI SEJAUH MANA IA BERANI MEMPERTAHANKAN KEHORMATAN.
“AKHWAT SEJATI BUKAN DILIHAT DARI KEKHAWATIRANNYA DIGODA ORANG, MELAINKAN DARI KEKHAWATIRANNYA MENGUNDANG ORANG LAIN JADI TERGODA
“AKHWAT SEJATI JUGA TAK DILIHAT DARI SEBERAPA BANYAK DAN BESAR UJIAN YANG IA JALANI, MELAINKAN DARI SEJAUH MANA IA HADAPI UJIAN ITU DENGAN RASA SYUKUR.
“AKHWAT SEJATI BUKAN DILIHAT DARI SIFAT SUPELNYA SAAT BERGAUL, MELAINKAN DARI SEJAUH MANA IA BISA MENJAGA DIRINYA SAAT BERGAUL…..
InterMEZ0......!!!
Setiap pagi seseorang dikerumuni
oleh hawa nafsu,ilmu,dan amalnya.
apabila amalnya mengikuti hawa nafsunya maka harinya adalah hari yang buruk,dan apabila amalnya mengikuti ilmunya maka harinya adalah hari yang baik
(Abu Darda’)
Memikirkan bahwa manusia diciptakan bukan untuk hawanafsu,tapi untuk melihat setelah beramal(hanya binatanglah yang diciptakan untuk bersenag2 didunia ini,makan minum,kawin dan bersenang2
hendaklah memikirkan akibat yg ditimbulkan (menjatuhkan dalm kehinaan,hilangnya kehomatan,nama buruk dan dosa)
membayangkan derita yg akan datang setelah hilangnya kelezatan itu
Membayangkan jika hal itu dilakukan orang lain,dan bagimana dalam pandangannya
hendaknya merenungkan kemulyaan kemenangan dan kehinaan dijajah atau dikuasai
sToRY Of IslaM
Mangkuk yang Cantik, Madu dan Sehelai Rambut
Rasulullah SAW, dengan sahabat-sahabatnya Abakar r.a., Umar r.a., Utsman r.a., dan 'Ali r.a., bertamu ke rumah Ali r.a. Di rumah Ali r.a. istrinya Sayidatina Fathimah r.ha. putri Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut terikut di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut).
Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut".
Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
hemmmm....
BalasHapus